Ini Dia 5 Rumus Matematika yang Harmonis dengan Nilai Islam
Islam itu sebuah agama yang melingkupi semua aspek kehidupan. Karena itu, seluruh bidang ilmu pun semuanya terkait dengan nilai Islam. Ketika berbagai bidang ilmu tersebut menjadikan nilai Islam sebagai acuan dan landasannya, maka menjadi bernaslah ilmu tersebut, menjadi terurailah semua ilmu yang kusut, menjadi teranglah semua ilmu yang gelap serta menjadi bahagialah umat manusia karenanya.
Allah Swt. telah menjelaskan dalam Alquran, “Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Alquran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman,” (QS Yusuf [12]: 111).
Pada hakikatnya, menurut saya, semua ilmu adalah ilmu agama. Ilmu bahasa, ilmu politik, seni, semua ilmu eksak, geografi, kedokteran, sosiologi, tata negara, tata boga, tata busana dll semuanya tidak dapat dipisahkan dari Islam. Akhir-akhir ini, para ilmuwan yang menggeluti bidang eksak seperti fisika, kimia, biologi dan matematika menemukan ratusan bahkan ribuan fakta tentang teori-teori eksak yang memiliki sisi harmonis dengan nilai Islam atau bahkan secara langsung mewakili nilai-nilai Islam itu sendiri.
Berikut ini saya akan paparkan rumus-rumus matematika yang merupakan cerminan dari nilai Islam yang disarikan dari berbagai macam sumber dan dari ngerumpi kecil sambil babacakan dengan beberapa matematikawan di lingkungan saya dan konsultasi dengan seorang kiai kharismatik, Ustaz Hafidin Al-Jalumprity. Berikut 5 uraiannya:
1. Rumus Angka 1
Angka 1 adalah sebuah angka yang sangat unik. Angka ini merupakan cikal bakal semua angka dalam matematika. Mari kita lihat, 0 = 1-1, 1 = 1+0, 2 = 1+1, 3 = 1+2, 4 = 1+3, 5 = 1+4, 6 = 1+5, 7 = 1+6, 8 = 1+7, 9 = 1+8. Angka ini terjadi begitu saja. Ia tidak berasal dari penjumlahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian angka berapa pun, namun angka 1 lah satu-satunya yang menciptakan semua angka.
Angka satu sebenarnya cerminan dari sifat Allah Swt. Allah itu Esa, tunggal. Tidak berasal dari apa pun, tidak memiliki anak dan Dia tidak diperanakkan. Allah tidak diciptakan oleh siapa pun, tetapi Allah-lah pencipta segala sesuatu, pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Zat Allah merupakan asal muasal dari segala sesuatu. Angka 1 sejatinya adalah salah satu perwakilan Allah di alam semesta.
2. Rumus Perkalian Plus (+) dan Minus (-)
Rumus perkalian plus minus ini sungguh sangat menakjubkan bagi saya. Betapa tidak, ternyata rumus ini mewakili sebuah doa yang sering kita ucapkan dalam salat kita sehari-hari, kita meminta agar Allah menunjukkan kepada kita bahwa yang benar itu benar, dan yang salah adalah salah. Rumusnya seperti berikut ini:
A. + X – = –
B. – X + = –
C. + X + = +
D. – X – = +
Maka apabila (+) = benar atau kebenaran, sementara (-) = salah atau kesalahan, bisa kita simpulkan sebagaimana di bawah ini :
A. Jika yang benar kita katakan salah, maka perbuatan kita salah.
B. Jika yang salah kita katakan benar, maka perbuatan kita salah.
C. Jika yang benar kita katakan benar, maka perbuatan kita benar.
D. Jika yang salah kita katakan salah, maka perbuatan kita benar.
Luar biasa sekali, bukan?
3. Rumus Pembagian (Infak dan Sedekah)
Allah Swt. berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah sama dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai tumbuh 100 biji. Allah melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah [2]: 261)
Kita akan melihat rumus matematikanya:
p/h = H ATAU p/0 = ∞
Catatan:
- p = pemberian;
- h = harapan;
- H = Hasil;
- 0 = nol harapan;
- ∞ = tidak terhingga
Misalnya seseorang memberikan sedekah sebesar 1 juta kepada kaum miskin dengan harapan balasan yang berbeda-beda, maka orang tersebut akan memperoleh balasan dari Allah dengan jumlah balasan yang berbeda-beda pula. Kisah ini dapat kita ilustrasikan sebagai berikut:
1 juta/ 500.000 = 2
1 juta/ 400.000 = 2.5
1 juta/ 300.000 = 3.3
1 juta/ 200.000 = 5
1 juta/ 100.000 = 10
1 juta/ 50.000 = 20
1 juta/ 25.000 = 40
1 juta/ 20.000 = 50
1 juta/ 10.000 = 100
1 juta/ 5.000 = 200
1 juta/ 2.500 = 400
1 juta/ 1.000 = 1000
1 juta/0 = ∞
Poin yang terakhir ini merupakan bukti tak terpatahkan dari penggalan ayat, “……Allah melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki…” Ini berarti pemberian yang ikhlas kepada yang membutuhkan besar maupun kecil, sedikit atau banyak tanpa mengharap imbalan apa pun kecuali rida Allah Swt. akan mendatangkan balasan tak terhingga dari-Nya.
Balasan tidak terhingga itu bisa dalam bentuk apa saja, bisa berupa nominal uang, kesehatan diri dan keluarga, anak-anak yang saleh, sahabat-sahabat yang baik dan setia, tetangga yang baik, keluarga besar yang saling mendukung dan mengasihi, kemudahan dari setiap masalah, lingkungan kerja yang positif, kebahagiaan batin dan sebagainya.
Kesimpulannya, keikhlasan dalam memberi berbanding lurus dengan hasil yang akan kita dapatkan di dunia dan di akhirat. Jika kita kemudian misalnya mendapati, karena ketidaktahuan kita, balasan Allah yang tidak terhingga itu kurang, maka yakinlah Allah akan memberikannya di akhirat, karena Allah zat yang tidak tidur dan Maha Teliti perhitungannya. Trust me buddy, it’s work!!
4. Rumus Luas dan Keliling Lingkaran
Flashback sebentar ke masa-masa di bangku sekolah menengah. Kita pernah mengenal rumus luas dan keliling lingkaran, yaitu :
Luas Lingkaran = π x r²
Keliling Lingkaran = 2 x π x r atau = π x d
Apabila,
π (phi) = 3,14 atau 22/7
r = jari-jari
d = diameter
Rumus lingkaran ini memiliki korelasi yang sangat erat dengan rukun Islam yang ke lima yakni, haji, dan rukun haji yakni, tawaf. Perintah haji kita temukan dalam Alquran sedangkan perintah tawaf berasal dari hadis-hadis sahih. Bagaimanakah hubungan antara Islam dengan angka 22 dan angka 7?
Para peminat matematika dan Alquran menemukan dalam penelitiannya bahwa ternyata surah haji merupakan surat ke 22 dan dalam ibadah haji kita diwajibkan tawaf mengelilingi kakbah sebanyak 7 kali putaran. Jadi rumus luas dan keliling lingkaran yang menerapkan angka 22/7 dalam operasinya, merupakan cerminan ibadah haji, dengan gerakan mengelilingi kakbah 7 kali putaran. For me, it’s marvelous!
5. Rumus Diagram Venn
Keterangan:
S : Orang Islam atau manusia secara umum
M1 : Muttaqin (orang yang bertakwa)
M2 : Muhsinin (dermawan)
M3 : Mu’minin (orang beriman)
M4 : Muslimin (Muslim)
K : Kafirin (kafir)
Dari gambar diagram venn di atas dapat dijelaskan bahwa di mata Allah Swt. manusia dibagi ke dalam beberapa golongan sesuai dengan tingkat keimanannya, sebagaimana diurutkan di atas.
No comments:
Post a Comment